Sunday, January 13, 2013

belajar psikologi Abnormal :D

http://psikology09b.blogspot.com/2010/11/makalah-abnormal-gangguan-kognitif.htmlhttp://psikology09b.blogspot.com/2010/11/makalah-abnormal-gangguan-kognitif.html

Perilaku Abnormal pada Anak dan Remaja



1.      DEFINISI GANGGUAN
Masalah masalah psikologis yang dialami pada masa kanak – kanak dan remaja merujuk pada usia dan kebudayaan. Dimana perilaku yang dianggap normal pada anak –anak bisa saja tidak normal pada orang dewasa, contohnya malu dan takut pada sesuatu hal. Takut terhadap tempat gelap akan dirasa wajar bila itu yang mengalami pada anak anak namun akan tidak wajar bila itu yang mengalami seseorang yang telah dewasa. Keyakinan keyakinan budaya membantu menentukan apakah orang – orang melihat perilaku tertentu sebagai normal atau abnormal. Orang – orang yang hanya mendasarkan pada normalitas pada standart yang berlaku pada budaya mereka saja akan beresiko menjadi etnocentris ketika mereka memandang tingkah laku orang lain dalam budaya yang berbeda sebagai abnormal. Perilaku abnormal pada anak – anak bergantung pada definisi orang tua mereka yang dipandang dari kacamata budaya tertentu.
Gangguan perkembangan pada masa perkembangan anak dan remaja dapat didefinisikan sebagai

2.      KLASIFIKASI GANGGUAN
a.         Gangguan Perkembangan Pervasif
Ditandai dengan masalah awal pada tiga area perkembangan utama: perilaku, interaksi sosial, dan komunikasi.
Gangguan ini terdiri dari :
·           Autisme
Adalah kecenderungan untuk memandang diri sendiri sebagai pusat dari dunia, percaya bahwa kejadian – kejadian eksternal mengacu pada diri sendiri. Dicirikan dengan gangguan yang nyata dalam interaksi sosial dan komunikasi, serta aktivitas dan minat yang terbatas (Johnson, 1997). Gejala-gejalanya meliputi kurangnya respon terhadap orang lain, menarik diri dari hubungan sosial, dan respon yang aneh terhadap lingkungan seperti mengepakkan tangan, bergoyang-goyang, dan memukul-mukulkan kepala.
·           Reterdasi Mental
Muncul sebelum usia 18 tahun dan dicirikan dengan keterbatasan fungsi intelektual secara signifikan berada dibawah rata-rata (mis., IQ dibawah 70) dan keterbatasan terkait dalam dua bidang keterampilan adaptasi atau lebih (mis., komunikasi, perawatan diri, aktivitas hidup sehari-hari, keterampilan sosial, fungsi dalam masyarakat, pengarahan diri, kesehatan dan keselamatan, fungsi akademis, dan bekerja.
·           Gangguan perkembangan spesifik
Dicirikan dengan keterlambatan perkembangan yang mengarah pada kerusakan fungsional pada bidang-bidang dan mempengaruhi tahap perkembangan selanjutnya, seperti :
Ø  Gangguan belajar, ditandai dengan :
ü   Gangguan menulis
Keterbatasan kemampuan menulis sehingga muncul dalam bentuk kesalahan memgeja, kesulitan membentuk kalimat. Muncul pada usia 7 tahun
ü   Gangguan membaca
Keterbatasan kemampuan dalam mengenali dan memahami rangakaian kata –kata. Biasanya tampak pada usia 7 tahun
ü   Gangguan matematika
Keterbatasan kemampuan anak dalam memahami istilah  matematika.
Ø  Gangguan Komunikasi, ditandai dengan :
ü   Gangguan bahasa ekspresif
Keterbatasan  dalam menggunakan bahasa verbal
ü   Gangguan bahasa campuran reseptif atau ekspresif
Keterbatasan anak dalam memahami maupun memproduksi bahasa verbal
ü   Gangguan fonologis
Kesulitan dalam artikulasi suara tanpa adanya kerusakan pada mekanisme berbicara
ü   Gagap
Ganggauan pada kemampuan berbicara lancer dengan waktu yang tepat
b.        Defisit perhatian dan gangguan perilaku disruptif
·           ADHD ( Atttention deficit hyperactivity disorder)
Dicirikan dengan tingkat gangguan perhatian yang rendah,(sulit berkonsentrasi) impulsivitas, dan hiperaktivitas yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan. Menurut DSM IV, ADHD pasti terjadi di sedikitnya dua tempat (mis., di sekolah dan di rumah) dan terjadi sebelum usia 7 tahun (DSM IV, 1994).
·           Conduct Disorder (CD )
Adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah yang disebabkan sejak kecil orangtua tidak mengajarkan perilaku benar dan salah pada anak. Ciri - cirinya, apabila ia memunculkan perikau anti sosial baik secara verbal maupun secara non verbal seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan mempermainkan temannya, menunjukkan unsur permusuhan yang akan merugikan orang lain.
·           Oppositional defiant disorder ( ODD )
Perilaku dalam gangguan ini menunjukkan sikap menentang, seperti berargumentasi, kasar, marah, toleransi yang rendah terhadap frustasi, dan menggunakan minuman keras, zat terlarang, atau keduanya. Namun dalam gangguan ini tidak melanggar hak-hak orang lain sampai tingkat yang terlihat dalam gangguan perilaku.
c.         Kecemasan dan Depresi
Gangguan kecemasan sering terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja dan berlanjut ke masa dewasa biasanya berupa : gangguan obsesif kompulsif, gangguan kecemasan umum, dan fobia banyak terjadi pada anak-anak dan remaja, yang memiliki gejala seperti pada orang dewasa. Gangguan kecemasan akibat perpisahan adalah gangguan masa kanak-kanak yang ditandai dengan rasa takut berpisah dari orang yang paling dekat dengannya seperti orang tua, saudara,dll. Gejalanya antara lain berupa mimpi buruk, sakit perut, mual dan muntah saat mengantisipasi perpisahan.gangguan kecemasan ini dapat berlanjut hingga depresi.  Depresi pada anak – anak dan remaja tidaklah berbeda dengan orang dewasa, mereka memiliki perasaan tidak berdaya,kecenderungan untuk menyalahkan diri sendiri. Namun  depresi pada anak tidak nampak nyata bila dibanding dengan orang dewasa. Ciri – ciri depresi pada anak antara lain adalah mereka menolak untuk masuk sekolah, tak mau pisah dengan orang tua. Depresi pada anak dan remaja biasanya diikuti dengan gangguan lain seperti CD, ODD, masalah akademik. Depresi pada remaja yang berkelanjutan akat berakibat ganguan depresi yang lebih serius pada masa dewasa. 
d.        Gangguan Eliminisi
Adalah gangguan pada perkembangan anak dan remaja dimana tidak dapat mengontrol buang air kecil ( BAK ) dan buang air besar ( BAB ) setelah mencapai usia normal untuk mampu melakukannya. Terbagi menjadi dua yaitu:
·           Enuresis
Adalah dimana anak tidak mampu mengontrol BAKnya bukan karena akibat dari kerusakan neurologis atau penyakit lainnya . kita sering menyebutnya dangan mengompol.
·           Enkopresis
Ketidakmampuan mengontrol BABnya yang bukan disebabkan masalah organik.
3.      PENYEBAB GANGGUAN
Belum ada penyebab tunggal pada gangguan perkembangan anak dan remaja. Berbagai situasi, termasuk faktor psikobiologik, dinamika keluarga, dan faktor lingkungan berkombinasi secara kompleks yang menjadi penyebab gangguan perkembangan anak dan remaja.

1. Faktor-faktor psikobiologik.
Faktor-faktor psikobilogik biasanya akibat :
·           Riwayat genetika keluarga yang terjadi pada kasus retardasi mental, autisme, skizofrenia kanak-kanak, gangguan perilaku, gangguan bipolar, dan gangguan ansietas atau kecemasan.
·           Struktur otak yang tidak normal. Penelitian menemukan adanya abnormalitas struktur otak dan perubahan neurotransmitter pada pasien yang menderita autisme, skizofrenia kanak-kanak, dan ADHD.
·           Pengaruh pranatal, seperti infeksi pada saat di kandungan ibu, kurangnya perawatan pada masa bayi dalam kandungan, dan ibu yang menyalahgunakan zat, semuanya dapat menyebabkan perkembangan saraf yang abnormal yang  berkaitan dengan gangguan jiwa. Trauma kelahiran yang berhubungan dengan berkurangnya suplai oksigen pada janin saat dalam kandungan yang sangat signifikan dan menyebabkan terjadinya retardasi mental dan gangguan perkembangan saraf lainnya.
·           Penyakit kronis atau kecacatan dapat menyebabkan kesulitan koping bagi anak.
2. Dinamika keluarga.
Dinamika keluarga yang tidak sehat dapat mengakibatkan perilaku menyimpang yang dapat digambarkan sebagai berikut :
·         Penganiayaan anak. Anak yang terus-menerus dianiaya pada masa kanak-kanak awal, perkembangan otaknya menjadi terhambat (terutama otak kiri). Penganiayaan dan efeknya pada perkembangan otak berkaitan dengan berbagai masalah psikologis, seperti depresi, masalah memori, kesulitan belajar, impulsivitas, dan kesulitan dalam membina hubungan (Glod, 1998).
·         Disfungsi sistem keluarga (misal kurangnya sifat pengasuhan orang tua pada anak, komunikasi yang buruk) disertai dengan keterampilan koping yang tidak baik antaranggota keluarga dan model peran yang buruk dari orang tua. Sehingga menyebabkan gangguan pada perkembangan anak dan remaja.
3. Faktor lingkungan.
Lingkungan dan kehidupan sosial yang tidak menguntungkan akan menjadi penyebab utama pula, seperti :
·         Kemiskinan.
Perawatan pranatal yang buruk, nutrisi yang buruk, dan kurang terpenuhinya kebutuhan akibat pendapatan yang tidak mencukupi dapat memberi pengaruh buruk pada pertumbuhan dan perkembangan normal anak.
·         Tunawisma.
Anak-anak tunawisma memiliki berbagai kebutuhan kesehatan yang memengaruhi perkembangan emosi dan psikologi mereka. Berbagai penelitian menunjukkan adanya peningkatan angka penyakit ringan kanak-kanak, keterlambatan perkembangan dan masalah psikologis diantara anak tunawisma ini bila dibandingkan dengan sampel kontrol (Townsend, 1999).
·         Budaya keluarga.
Perilaku orang tua yang secara dramatis berbeda dengan budaya sekitar dapat mengakibatkan kurang diterimanya anak-anak oleh teman sebaya dan masalah psikologik.
4.      PENANGANAN
Beberapa terapi atau perawatan gangguan perkembangan anak dan remaja antara lain:
a)         Perawatan berbasis komunitas saat ini lebih banyak terdapat pada managed care.
Yaitu dengan cara-cara yaitu :
·       Pencegahan primer melalui berbagai program sosial yang ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan anak. Contohnya adalah perawatan pranatal awal, program penanganan dini bagi orang tua dengan faktor resiko yang sudah diketahui dalam membesarkan anak, dan mengidentifikasi anak-anak yang berisiko untuk memberikan dukungan dan pendidikan kepada orang tua dari anak-anak ini.
·       Pencegahan sekunder dengan menemukan kasus secara dini pada anak-anak yang mengalami kesulitan di sekolah sehingga tindakan yang tepat dapat segera dilakukan. Metodenya meliputi konseling individu dengan program bimbingan sekolah dan rujukan kesehatan jiwa komunitas, layanan intervensi krisis bagi keluarga yang mengalami situasi traumatik, konseling kelompok di sekolah, dan konseling teman sebaya.
·       Dukungan terapeutik bagi anak-anak diberikan melalui psikoterapi individu, terapi bermain, dan program pendidikan khusus untuk anak-anak yang tidak mampu berpartisipasi dalam sistem sekolah yang normal. Metode pengobatan perilaku pada umumnya digunakan untuk membantu anak dalam mengembangkan metode koping.
·       Terapi keluarga dan penyuluhan keluarga. Penting untuk membantu keluarga mendapatkan keterampilan dan bantuan yang diperlukan guna membuat perubahan yang dapat meningkatkan fungsi dari semua anggota keluarga.
b)        Pengobatan berbasis rumah sakit dan Rehabilitasi.
·       Unit khusus untuk mengobati anak-anak dan remaja, terdapat di rumah sakit jiwa. Pengobatan di unit-unit ini biasanya diberikan untuk klien yang tidak sembuh dengan metode alternatif, atau bagi klien yang beresiko tinggi melakukan kekerasan terhadap dirinya sendiri ataupun orang lain.
·       Program hospitalisasi parsial juga tersedia, memberikan program sekolah di tempat (on-site) yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan khusus anak yang menderita penyakit jiwa. Seklusi dan restrein untuk mengendalikan perilaku disruptif masi menjadi kontroversi. Penelitian menunjukkan bahwa metode ini dapat bersifat traumatik pada anak-anak dan tidak efektif untuk pembelajaran respon adaptif. Tindakan yang kurang restriktif meliputi istirahat (time-out), penahanan terapeutik, menghindari adu kekuatan, dan intervensi dini untuk mencegah memburuknya perilaku.
c)         Farmakoterapi.
Medikasi digunakan sebagai satu metode pengobatan. Medikasi psikotropik digunakan dengan hati-hati pada klien anak-anak dan remaja karena memiliki efek samping yang beragam. Pemberian metode ini berdasarkan :
a. Perbedaan fisiologi anak-anak dan remaja mempengaruhi jumlah dosis, respon klinis, dan efek samping dari medikasi psikotropik. 
b. Perbedaan perkembangan neurotransmiter pada anak-anak dapat mempengaruhi hasil pengobatan psikotropik, mengakibatkan hasil yang tidak konsisten, terutama dengan antidepresan trisiklik.

Skizofrenia dan gangguan Psikotik lainnya

Skizofrenia
  • merupakan gangguan psikotik yang mencakup gangguan pada perilaku,pikiran,emosi,dan persepsi.
  • Sejarah dan Tokoh:
  1. Emil Kraepelin
menyebutnya dengan sebutan dementia paredox, yaitu proses penyakit yang disebabkan oleh patologi yang spesifik, meskipun tidak diketahui di dalam tubuh.
meliputi perilaku seperti waham, halusinasi,perilaku motorik aneh)

2. Eugen Bleuler
menyebutnya skizofrenia
perjalanan penyakit lebih bervariasi
4 ciri skizofrenia atau simptom primer:
1.) asosiasi longgar (hubungan antara pikiran2 terganggu)

2.)afek (respon emosional)

3.)ambivalensi (perasaan ambivalen, seperti membenci dan mencintai disaat yang sama)

4.)autisme (penarikan diri  ke dunia fantasi sendiri )

3. Kyrt Schneider
simptom tingkat pertama(ciri primer skizofrenia seperti waham, dan halusinasi)

simptom tingkat kedua 9simptom yang juga terjadi pada gangguan psikotik lainnya)

  • Bentuk-bentuk dari Psikosis:
  1. gangguan psikotik singkat (seperti pada pasa melahirkan seorang wanita, namun in tak menjadi skizofrenia)
  2. gangguan skizofrenoform (identik dngan skizofrenia dan telah menetap selama 1 bbulan-6bulan)
  3. gangguan delusi (curiga berlebih pada orang lain)
  4. gangguan spektrum skizofrenia (meliputi gangguan yg bervariasi tingkat keparahannya mulai dari gangguan kepribadian yang lebih ringan hingga pada skizofrenia sendiri)

  • Ciri Klinis Skizofrenia:
  1. gangguan proses berpikir
delusi dan gengguan pikiran

2. definisi perhtian
sulit kasih perhatian pd stimulus yg relevan dan menyaring keluar stimulus yg tak releven.

3.gangguan perseptual
halusinasi (tak ada objek)


4.gangguan emosional
emosi datar atau tak deduai

5. hendaya lainnya
bingung identitas pribadi,down,ekspresi wajah aneh,sulit berinteraksi dengan orang lain

  • Fase-fase:
biasanya berkembang pada remaja akhir dan dewasa awal
kemunculannya bisa ndadak atau perlahan
fase predromal (berkurangnya minat dan aktivitas sosial dan sulit memenuhi tangguung jawab pribadi, pembicaraan ngelantur. Selain itu fase akut terjdi bila telah berbicara sendiri dijalan,menimbun makanan dan mengumpulkan sampah)
fase residural (terganggunya diri dan aktivitas oleh perasaan apatis yang mendalam, sulit berkomunikasi dengan orang lian,




  • Sub Tipe Skizofrenia:
  1. tipe tidak terorganisasi
bingung akan perilaku aneh, halusinasi nyata,afek datar atau tak sesuai

2. tipe katatonik
ditandai dengan adanya gangguan nyata dalam aktivitas motorik

3. tipe paranodid
ditandai dengan waham paranodi dan halusinasi auditoris yg sering.

  • Penyebab:
  1. faktor biologis
ketidakteraturan dalam sistem neurotransmiter di otak
kemungkinan adanya virus yang mempengaruhi perkembangan otak
kerusakan dan gangguan fungsi otak yang mengatur kognitif dan emosionalnya

2. faktor psikososial
pengalaman stres yang berat

  • Penanganan:
  1. Perawatan Biomedis
obat-obat anti psikotik digunakan untuk mengendalikan simptom2 psikotik

2. Perawatan Psikososial
menggunakan prinsip belajar, seperti token ekonomi dan pelatihan kemampuan ketrampilan sosial.

3.Rehabilitasi Psikososial
kelompok yang siap membantu dan agar pasien dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan komunitas dan tidak terkungkung pada fantasi dunianya sendiri saja.

4. Program Intervensi keluarga
tingkatkan komunikasi dalam keluarga dan mengurangi konflik dan stres keluarga.

Saturday, January 12, 2013

Gangguan makan, Obesitas, dan Gangguan tidur

Gangguan makan, Obesitas, dan Gangguan tidur

oleh Nitami Setya Andriani pada 12 Januari 2013 pukul 23:22 ·
Gangguan makan

  • jenis-jenisnya nih:
1. Anorexia Nervosa

takut gemuk

ada 2 sub yaitu; makan lebih terus memuntahkannya dan restriktif

ngga nafsu makan
kurus banget


2. Bulimia Nervosa

makan terus-terusan lalu dimuntahkan dengan sengaja
biasanya BB yang dipertahankan itu BB normal
kurus tapi engga banget


3. Gangguan Makan Berlebihan


  • Faktor-faktor penyebab:
1. Faktor Sosiokultural
tekanan dari lingkungan yang menuntut kesempurnaan fisik juga menjadi pemicu gangguan tersebut.

2.Faktor Psikologis
kondisi penyandang gangguan tersebut biasanya termasuk orang yang perfeksionimenya tinggi.

3.Faktor Keluarga
konflik antar keluarga yang sering terjadi menjadikan anak memilih tidak makan atau memiliki gangguan makan anorexia yang bila itu menjadi kebiasaan akan berbahaya baginya. Sementara dengan kondisi yang anak itu akan mampu meredam konflik yang terjadi.


4.Faktor Biologis
otak yang mengatur nafsu makan mengalami kerusakan, dan mungkin juga disebabkan oleh genetis.


  • Penanganan:
1. Terapi Biomedis
yakni memakai pengobatan kimia oleh dokter dan psikiater.

2.Terapi Psikoterapi
Terapi psikodinamika untuk mengatasi gangguan tersebut

3.Terapi CBT (Cognitive behavioral Therapy)

membantu pasien mengalahkan pikiran dan keyakinan yg self defetiating serta mengembangkan pola pikir sehat pada pasien.

modifikasi perilaku dan membantu pasien agar berat badannya dapat normal kembali.

4.Terapi Keluarga
digunakan untuk mengatasi konflik dalam keluarga dan meningkatan komunikasi diantara keluarga.




Obesitas

  • Faktor penyebab:
1. Genetis
2. Metabolisme
3.Sel lemak
4.Gaya Hidup
5.Psikologis


  • Perbedaan etnik dan sosioemosional pada obesitas:
1.faktor sosioekonomi
seperti saat masyarakat kota sedang sibuk dengan fitness guna mendapatkan fisik yang bugar, di desa tidak seperti itu karena perekonomian disana juga kurang memungkinkan untuk melakukan kegiatan seprti itu. Selain itu, masyarakat yang memiliki anggapan bahwa kondisi fisik tidak penting akan termakan oleh buaian pikirannya itu dan melakukan segala yang disukai termasuk makan banyak sehingga menimbulkan obesitas.

2.faktor akulturasi
perbedaan budaya memang seringkalli tidak terlepas dari dunia kuliner. Kuliner di tiap Negara itu berbeda dan ada ciri khas masing-masing, dan jika seseorang yang tinggal di luar negeri misalnya, tergiur dan terbiasa makan makanan yang berkalori tinggi serta membuatnya ketagihan terus dan tanpa memikirkan efek dari apa yang dimakannya itu akan membuatnya kelebihan asupan.

3. faktor metabolisme
tingkat metabollisme tiap orang berbeda-beda, begitu juga penyerapan sari-sari makanan.



Gangguan Tidur

  • jenis-jenis:
1. Disomnia
mengenai gangguan kualitas ,waktu dan jumlah tidur

ada 5 jenis:
a.Insomnia (tidak bisa tidur)
b.Hypersomnia (merasa kantuk terus menerus sepanjang siang hari)
c.Narkolepsi (tiba2 muncul rasa kantuk berlebihan)
d.Gangguan tidur karena pernafasan
e.Gangguan irama tidur sirkadia


2.Parasomnia
gangguan yang terjadi tidur atau pada ambang batas
ada 3 jenis:
a.gangguan mimpi buruk
b.gangguan teror
3.gangguan berjalan sambil tidur



  • Penyebab:
1.Biologis (kondisi fisik seperti pada penderita gangguan pernafasan saat tidur maupun kondisi organ dan hormon yang kurang stabil akibat konsumsi obat2 tententu)
2.Psikologis (stres)


  • Penanganan:
1.Terapi Obat
2.Penanganan biomedis

3.CBT

Gangguan identitas gender, parafilia, dan disfungsi seksual

Gangguan Identitas Gender

  • gangguan mengenai seseorang merasa ia itu pria atau wanita
  • dapat berakibat adanya transgender dan transeksual
  • ketidakhadiran sosok ayah atau ibu menjadi salah satu penyebabnya

Parafilia

  • perilaku abnormal ada pemuasan seksual
  • Tipe-tipe:
  1. Ekshibisionisme (menunjukan alat genital dimuka umum)
  2. Voyeurisme (ngintip)\
  3. Masokisme seksual (kepuasan dari pemberian rasa sakit pada pasangan,serta mengurangi kadar Oksigen pasangan dengan menutup kepalanya memakai plastik)
  4. Fethisisme (objek bukan manusia, seperti pakaian)
  5. Froterisme (menabrakan diri pada orang lain tanpa izin)
  6. Sadisme seksual (kekerasan seperti pemerkosaan)
  7. Fethisisme transvestik (menggunakan pakaian pasangan)
  8. Pedofilia (suka pada anak2)
  • Penyebab:
  1. Dari perspektif teori belajar --> pengalaman menjadi hal penting
  2. dari Psikodinamika --> pengalaman anak-anak yang akan sampai masa dewasa
  3. Perspektif Multi Faktor --> penganiayaan seksual semasa anak-anak menjadikannya trauma psikis
  • Penanganan:
  1. Terapi Biomedis
antidepresan akan membantu individu mengontrol dorongan seksual yang menyimpang atau mengurangi dorongan seksual

2. Terapi CBT (Cognitive behavioral Therapy)
membantu individu mencapai perilaku yang lebih adaptif


Disfungsi seksual

masalah yang terus-menerus ada sehubungan dengan minat, rangsangan atau respon seksual.
  • Tipe-tipe:
  1. gangguan hasrat seksual (kurangnya minat dan keengganan)
  2. gangguan rangsangan seksual (gangguan rangsangan pada wanita dan gangguan ereksi pada pria)
  3. gangguan orgasme (pada wanita dan pria)
  4. gangguan nyeri/sakit (dispreunia dan vaginismus)
  • Penyebab:
  1. Biologis (hormon)
  2. Psikodinamika (anak2 sampai dewasa)
  3. Psikososial (trauma,gak PD)
  4. Kognitif (takut gagal)
  5. Hubungan
  • Penanganan:
  1. Biomedis 
  2. CBT

Monday, January 7, 2013