A.
MASA DEWASA MADYA (DEWASA TENGAH)
Masa dewasa pertengahan (madya) atau yang
disebut juga usia setengah baya dalam terminologi kronologis yaitu pada umumnya
berkisar antara usia 40 - 60 tahun, dimana pada usia ini ditandai dengan
berbagai perubahan fisik maupun mental (Hurlock,1980:320).
Usia pertengahan dipenuhi tanggung jawab berat
dan berbagai peran yang menyita waktu dan energi, tanggung jawab serta peran
yang dirasa mampu ditanggung oleh sebagian besar Orang dewasa; menjalankan
rumah tangga, departemen, atau perusahaan; memiliki anak Dan mungkin memelihara
orang tua yang sudah uzur atau memulai karir baru. (Gallagher, 1993; Lachman,
2001; Lachman Lewkowicz, Markus, & Peng, 1994; Merrill & Verbrugge,
1999).
Berikut ciri-ciri yang khas dari seorang individu
yang telah memasuki masa dewasa madya/dewasa pertengahan.
·
Merupakan
periode yang sangat ditakuti
|
· Masa berprestasi
|
· Merupakan masa transisi
|
· Masa evaluasi
|
· Adalah masa stress
|
· Evaluasi dengan standar ganda
|
· Usia yang berbahaya
|
· Merupakan masa sepi
|
· Usia canggung
|
· Merupakan masa jenuh
|
B.
TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA MADYA
Teori
perkembangan psikososial Erikson mengemukakan bahwa orang dewasa tengah menghadapi
persoalan yang signifikan, yaitu generativitas vs. stagnasi. Menurut Erikson, tugas perkembangan yang utama
pada usia baya adalah mencapai generativitas (Erikson, 1982). Generativitas
adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain, mencakup
rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap dapat dikerjakan guna
meninggalkan warisan dirinya sendiri pada generasi selanjutnya. Melalui
generativitas, orang dewasa mencapai semacam imortalitas dengan meninggalkan
warisan seseorang pada generasi selanjutnya (McAdams, 1990). Dewasa tengah dapat mencapai generativitas
dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi
berikutnya. Jika dewasa tengah gagal mencapai generativitas akan terjadi
stagnasi, yakni ketika individu merasa bahwa mereka tidak melakukan
apa-apa bagi generasi selanjutnya.
Hal ini ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku
merusak anak-anaknya dan masyarakat.
Menurut
Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan
individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya
mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan
dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan
mengalami kesulitan.
Secara umum,
tugas perkembangan yang seharusnya tercapai pada masa usia dewasa madya adalah
sebagai berikut.
1.
Menerima dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis
2. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan
hidup sebagai individu
3. Membantu anak-anak remaja belajar menjadi
orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia
4. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang
memuaskan dalam karir pekerjaan
5. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu
senggang yang dewasa
6. Mencapai tanggung jawab sosial dan warga
Negara secara penuh
7. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah
lansia
C.
PERKEMBANGAN KOGNITIF MASA DEWASA MADYA
Aspek dari kognisi yang telah diteliti lebih dari yang lain dalam
hal ini adalah daya ingat. Dari penelitian Craik (1997) ditemukan bahwa daya
ingat menurun pada usia dewasa tengah. Hal ini lebih mungkin terjadi ketika
memori jangka panjang (long term memory) lebih terlibat daripada memori
jangka pendek (short term memory).
Menurut Hultsch dan Smith (dalam Santrock, 2002), daya ingat juga
bisa menurun ketika organisasi dan pembayangan tidak digunakan. Daya ingat juga
cenderung menurun ketika informasi yang coba diingat adalah informasi yang
belum lama disimpan dan jarang digunakan (Riege & Inman, dalam Santrock
2002). Daya ingat cenderung menurun jika digunakan untuk mengingat (recall)
daripada mengenali (recognize) (Mandler, dalam Santrock, 2002). Daya
ingat pada masa dewasa tengah juga akan menurun apabila kondisi kesehatan
kurang baik dan sikap individu yang negatif (Poon & salthouse, dalam
Santrock, 2002). Dan akhirnya, daya ingat cenderung menurun jika diharapkan
mengingat (recall) daripada mengenali (recognize).
Menurut Labouvie, perkembangan kognitif masa dewasa madya mencapai
fase pragmatis.
Menurut Perry, perkembangan kognitif masa dewasa madya telah
mencapai pemikiran jamak, pemikiran yang semakin relative, dan relativitas
penuh.
1. Jean
Piaget
Menurut Piaget, masa dewasa madya termasuk
dalam tahap operasional formal.
Pada tahap ini perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda. Semua hal yang
berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan,
dan penghalusan dari pola pemikiran ini. Orang dewasa mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan
universal yaitu dunia idealitas paling tinggi. Orang dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki masalahnya.
Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung dari usaha- usahanya guna menyelesaikan masalah tersebut. Orang dewasa mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya
(baik fisik maupun kognitif) maupun yang berhubungan dengan realitas di
lingkungan hidupnya. Orang
dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dahulu secara teoritis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin ada.
Atas dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat suatu strategi penyelesaian secara
verbal. Yang kemudian mengajukan pendapat- pendapat tertentu yang
sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa dan relasi antara proporsi
yang berbeda-beda tadi.
2.
K. Warner Schaie
Schaie
mengemukakan bahwa perkembangan kognitif masa dewasa madya memiliki 3 tahapan
kognitif, yakni tahap responsibility stage, executive stage, danreorganizational stage.
a.
Tahap tanggung jawab (responsibility stage)
Sama halnya dengan
dewasa madya, sebagai makhluk sosial, mau tak mau seseorang harus mampu
mempertanggungjawabkan segala tindakannya secara etika, moral kepada masyarakat.
Masa dewasa muda, akan
dituntut rasa tanggung jawabnya sebagai individu yang bekerja di lembaga sosial
tempat ia bekerja, serta dituntut tanggung jawabnya sebagai individu yang telah
membina kehidupan rumah tangga. Jadi, yang disebut dengan masa tanggung jawab,
menurut schaie adalah rasa tanggung jawab yang harus diwujudkan dalam kehidupan
masa dewasa muda sebagai seorang yang bekerja di lingkungan lembaga
sosial-pekerjaan ataupun lembaga sosial keluarga.
b.
Tahap eksekutif (executive stage)
Masa ketika
individu telah mencapai puncak karier, sehingga ia memiliki pekerjaan, peran, dan tanggung
jawab yang lebih besar dalam sistem organisasi yang dibina semasa dewasa muda
sebelumnya.
Individu biasanya
memerlukan kemampuan pemikiran dan ketrampilan yang lebih kompleks, berkaitan
dengan masalah yang dihadapinya pun lebih besar dan rumit. Mereka memantau
pertumbuhan dan perkembangan segala aktivitas organisasi dari masa lalu,
sekarang dan masa akan datang. Untuk itu, dibutuhkan misi dan visi ke depan
yang lebih baik. Kebanyakan individu telah memcapai puncak karier, seperti
direktur perusahaan, kepala sekolah, dekan fakultas. Di sisi lain, individu
yang mencapai masa eksekutif, memiliki keterlibatan dalam mengurusi masalah
yang ada dalam sosial-masyarakat. Dengan demikian yang dihadapi bersifat kompleks,
yaitu berhubungan dengan jenis pekerjaan utama, kehidupan keluarga, tuntutan
dan tanggung jawab.
c.
Tahap reorganisasional (reorganizational stage)
Orang mulai memasuki
pensiun sehingga ia mulai mengatur ulang (reorganisasi) seluruh kemampuan intelektual,
ketrampilan, dan pengalaman guna mencari makna/arti pekerjaan dalam
kehidupannya. Ia tidak lagi berorientasi pada berapa gaji yang ia peroleh dalam
suatu pekerjaan, tetapi apa arti/makna yang diperoleh jika ia melakukan jenis
pekerjaan itu
0 comments:
Post a Comment